Rabu, 28 Januari 2009

Wooow Indonesia Calon Tuan Rumah World Cup


Wooow ruaarrr biasa teringat ungkapan ini mengingatkan kita pada pariwara produk minuman suplement yang dalam pariwara tersebut sangat luar biasa efect dari minum tersebut sampai yang membintangi pariwara tersebut mengungkapkan expresi yang geram "ruuuuarrrrrr biasaaaa"jadi setiap yang menikmatinya ingin sperti suara yang geram dalam pariwara tersebut.

Nah begitulah kiranya ibarat pariwara suplement tadi kita mengetahui betepa luar baias nya negeri ini yang ranah dan publisitas nya di dunia yang di bilang masih down atau yang eksterim nya di mata internasional negeri kita sangat terbelakang.terbelakang mungkin tidaklah yang lebih baik lagi di katakan samar samar antara terbelakang dan maju kurang lebih nya baik nya di katak agak samar,dari segi sumber daya masyarakat (SDM) itu sendiri mungkin juga seperti yang di katakan samar samar tadi.

Kita ingat suara pelantun musik yang sangat kritis di indonesia yang dalam syair lagunya banyak mengkritisi salah satunya tentang nafsu negeri kita dalam dunia sepak bola "orang desa tak mampu beli sepatu.sepak bola jadi barang yang mahal" sedikit petikan syair dalam lagu tersebut yang sudah nyata jadi persoalan.Di sisi lain mungkin ada maksud maksud positif dalam pencalonan sebagai tuan rumah piala dunia yang kita tahu efent olah raga tersebut sudah menjadi obyek yang sangat tpat untuk mencuri perhatian dunia.

Wakil president Jusuf Kala dalam lawatan nya ke china yang pada waktu itu bertepatan dengan di gelarnya Olimpiade beijing baru baru ini,dalam lawatan tersebut wakil president bapak Jusuf Kala menyempatkan diri untuk menykasikan salah satu cabang olah raga yang di adakan pada efent olah raga tersebut dan wakil presiden terkesima dengan kemeriahan ajang tersebut sampai dia bercetus "Indonesia akan menjadi tuan rumah olimpiade pada HUT nya yang se abad yakni di tahun 2045.Bisa saja menjadi penyelenggaraefent akbar tersebut tapi di tengah krisis seperti sekarang ini alangkah baiknya merumuskan langkah langkah kebijakan ekonomi sosial masyrakat sambil mempersiapkan diri dalam efent akbar.Pikirkan bagaimana bisa keluar dari belitan ekonomi yang di depan mata ratusan bahkan ribuan orang menunggu giliran untuk di P.H.K dan rakyat dalam kesulitan dalam urusan sandang dan papan,semua dari problem tersebut sudah oke mungkin tanpa harus mengirim CEO ke indonesia kita yakin indonesia malah di daulat menyelenggarakannya.